Beranda | Artikel
Pelajaran dari Kisah Nabi Luth Alaihis Salam
Kamis, 6 Juni 2024

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yala Kurnaedi

Pelajaran dari Kisah Nabi Luth ‘Alaihis Salam adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Al-Bayan Min Qashashil Qur’an. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc. pada Senin, 19 Dzulqa’dah 1445 H / 27 Mei 2024 M.

Kajian Tentang Pelajaran dari Kisah Nabi Luth ‘Alaihis Salam

Pelajaran pertama adalah siksaan Allah kepada orang-orang yang berdosa. Siksaan Allah yang Allah timpakan kepada kaum Luth yang membangkang dan berdosa adalah dengan cara bumi mereka diangkat, dibalikkan, dan kemudian dihujani dengan hujan batu. Wal ‘iyadubillah. Oleh karena itu, sebagian ulama mengatakan di antara siksaan orang yang melakukan perbuatan kaum Luth (homoseksual) adalah dilempar dari tempat yang tinggi kemudian dihujani dengan batu.

Allah Ta’ala berfirman dalam Surah Hud ayat yang ke-83,

…وَمَا هِيَ مِنَ الظَّالِمِينَ بِبَعِيدٍ

“Siksaan itu tidaklah jauh dari orang-orang yang dzalim.” (QS. Hud[11]: 83)

Yang berkata demikian adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah menyiksa kaum Nabi Luth dengan siksaan yang sangat pedih. Demikian juga, orang-orang yang melakukan perbuatan kaum Nabi Luth.

Kezaliman Kaum Nabi Luth

Kemudian yang kedua, orang yang melakukan perbuatan kaum Nabi Luth adalah orang yang mujrim. Mujrim pertama, berdosa kepada diri sendiri. Kedua, berdosa kepada istrinya. Ketiga, berdosa kepada masyarakat secara umum.

Berdosa kepada diri sendiri karena dia melakukan kezaliman terhadap dirinya sendiri. Banyak orang yang melakukan homoseksual atau hubungan bebas mendapatkan siksaan di dunia sebelum di akhirat. Mereka ditimpa penyakit seperti sifilis, kencing nanah, dan berbagai macam penyakit lainnya. Jadi, mereka menzalimi diri sendiri.

Kemudian, mereka menzalimi istrinya. Mereka tidak butuh kepada istrinya tapi melampiaskan syahwatnya kepada laki-laki, sehingga istrinya melakukan perbuatan dosa dengan sebab itu karena istri juga butuh. Selain itu, ketika mereka berhubungan dengan istri, berhubungannya bukan lewat kubul, tapi lewat dubur. Ini adalah kelainan seksual dan zalim terhadap istri.

Kezaliman yang ketiga adalah kepada masyarakat. Ketika laki-laki tidak butuh kepada perempuan, maka akan terputus nasab, terputus keturunan, sehingga manusia punah. Selain itu, para ulama menyatakan bahwa ketika tersebar perbuatan homoseksual di tengah-tengah masyarakat, azab Allah akan turun. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda dalam hadits shahih yang dikeluarkan oleh Al-Hakim,

إِذَا ظَهَرَ الزِّنَا وَ الرِّبَا فِي قَرْيَةٍ، فَقَدْ أَحَلُّوْا بِأَنْفُسِهِمْ عَذَابَ اللهِ

“Apabila nampak perbuatan zina dan riba di sebuah negeri, maka berarti mereka telah menghalalkan diri mereka sendiri untuk diazab oleh azab Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Al-Hakim)

Ini merupakan sabda Rasul kita yang kita cintai, Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Beliau bersabda dengan wahyu yang beliau dapat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, bahwa apabila perbuatan zina dan riba tersebar di masyarakat, azab Allah akan turun. Namun, yang aneh adalah orang yang menasihati mereka yang melakukan homoseksual di zaman sekarang justru dikucilkan dan dibuli.

Garis Keturunan Tidak Bermanfaat

Faedah yang ketiga, orang yang diperlambat oleh amalnya maka garis keturunannya tidak bisa mempercepatnya. Ini diambil dari kisah Nabi Luth. Istri Nabi Luth durhaka dan berkhianat. Walaupun dekat dengan nabi, karena durhaka dan berkhianat, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengazab dia. Nasab tidak bisa berbuat apa-apa, tidak bisa bermanfaat jika amalannya bukan amalan shalih.

Ini didasari dengan hadits yang dikeluarkan oleh Muslim. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ نَفَّس عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبةً منْ كُرب الدُّنْيا نفَّس اللَّه عنْه كُرْبةً منْ كُرَب يومِ الْقِيامَةِ…

“Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan orang mukmin dari kesusahan dunia, Allah akan melapangkan kesusahannya dari kesusahan-kesusahan di Hari Kiamat. Barangsiapa yang memudahkan orang yang kesulitan (membayar hutang), Allah akan memudahkan baginya di dunia dan di akhirat. Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah akan menolong hambaNya selama hamba tersebut gemar menolong saudaranya. Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah, mereka membaca kitab Allah dan mempelajarinya sesama mereka, melainkan akan turun kepada mereka ketenangan, mereka akan diliputi rahmat, malaikat akan menaungi mereka, dan Allah akan menyebut mereka di depan para malaikat. Dan barang siapa yang diperlambat oleh amalnya, maka garis keturunannya tidak bisa mempercepatnya.” (HR. Muslim)

Ini nampak pada kisah kaum Nabi Luth. Istri dari Nabi Luth kafir dan berkhianat. Berkhianatnya adalah dengan memberi tahu orang tentang tamu-tamu yang datang ke rumah Nabi Luth.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Simak dan download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54207-pelajaran-dari-kisah-nabi-luth-alaihis-salam/